Gambar: Galilleo (Ilmuwan yang pertama
kali meneliti luar angkasa)
Gambar: Albert Einstein (Ilmuwan yang menemukan
nuklir untuk Amerika Serikat)
TEGAL - Dunia modern miskin orang jenius seperto Galileo yang pertama kali
mempelajari langit atau Charles Darwin yang mebuahkan teori evolusi.
"Kemajuan di masa depan akan dibangun pada apa yang sudah diketahui
daripada berdasarkan dasar pengetahuan yang baru," demikian dinyatakan
Simonton dalam tulisannya di jurnal Nature. Simonton mengungkapkan, dalam beberapa abad lalu, disiplin ilmu baru
ditegakkan, ada fisika, biologi dan kimia. Pada masa kini, disiplin ilmu
hanyalah gabungan dari yang sudah ada, seperti astrofisika dan
biokimia.
Menurutnya, penelitian kini juga dilakukan oleh tim dan
dana yang besar, memperkecil kesempatan individu untuk menunjukkan
dirinya. Tidak ada terobosan baru dalam ilmu alam. Sementara, fisika
teoretik kini mengalami "krisis". Banyak akumulasi penemuan yang tidak
bisa dijelaskan.
Diberitakan Physorg, Kamis lalu, Simonton
mengungkapkan bahwa setelah Einstein, tidak ada lagi orang yang
benar-benar bisa dikatakan jenius. Tidak ada orang yang pandangannya
masih akan dianut hingga ribuan tahun mendatang. Sains masa kini bukan
menerangkan tetapi menambah cuma rumit. Pandangan seperti yang
diungkapkan Simonton bukan pertama kalinya. Profesor University of
California, Berkeley, Sherrilyn Roush, mengatakan, Sebelum datangnya
mekanika kuantum dari Einstein, ilmuwan juga berpandangan bahwa segala
hal telah ditemukan.
"Mereka tidak melihat revolusi akan datang,
bahkan tidak membutuhkannya. Di atas semuanya, revolusi dan jenius,
seperti kecelakaan, tak terduga. Anda bahkan tak tahu akan
membutuhkannya sebelumnya mereka muncul," kata Roush seperti dikutip
Livescience.
Menanggapi pandangan Simonton,
Roush mengatakan bahwa revolusi pemikiran tidak membutuhkan kecerdasan
sangat tinggi. Ia juga mempertanyakan kepentingan dan kaitan disiplin
baru dengan pemikiran baru. Namun, baik Simonton maupun Roush
setuju bahwa menjadi ilmuwan masa kini berbeda dengan masa lalu. Lebih
banyak informasi dan pengalaman yang dibutuhkan untuk menjadi ahli di
masa kini. Bagi ilmuwan saat ini, membaca semua literatur di bidang
tertentu sangat tidak mungkin. Rosuh juga menuturkan, kini
ilmuwan dibantu oleh komputer untuk memroses informasi menganalisis.
Karenanya, ia mengatakan, "siapa tahu kemampuan untuk melihat secara
keseluruhan dan menyatakan dalam ide baru tidak meningkat?"
(sumber: kompas.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar