Tabloid PULSA

Selasa, 06 November 2012

Teknologi Beyonic Tingkatkan Produksi Pertanian


S
elama ini upaya peningkatan kapasitas produksi pertanian masih mengandalkan pupuk sintesis dan pestisida utama sebagai komponen utama. Penggunaan pupuk tersebut bukan tanpa masalah. Tengok saja, penggunaan yang berlebihan dapat berpotensi merusak ekosistem dan merusak kualitas tanah.
Imbasnya adalah kemerosotan kapasitas produksi pertanian yang berdampak luas bagi ketahanan pangan nasional. Penelitian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memperlihatkan bahwa penggunaan senyawa kimia (terutama pestisida) secara berlebihan mengakibatkan kepunahan beberapa serangga penyerbuk tanaman sehingga produksi tidak optimal.
Sebagai solusi permasalahan tersebut, LIPI mengembangkan teknologi beyonic, yaitu perkembangan teknologi berbasis mikroba local pada pupuk organik. Teknologi tersebut meminalisasi pemakaian senawa kimia sintesis sehingga kualitas lahan tetap terjaga.
Mikroba Lokal
Teknologi beyonic bertumpu pada karakter mikroba (lokal) koleksi LIPI. Mikroba local tersebut diramu dalam bentuk konsorsium sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Mikroba local tersebut disebut mikroba indigenous merupakan mikroba yang sudah hidup ratusan tahun dalam ekosistem Indonesia, yang beradaptasi baik dengan ekosistemnya.
Lebih lanjut, beyonic merupakan teknologi berbasis pemanfaatan mikroorganisme guna meningkatkan produksi pertanian, memulihkan ekosistem akibat eksploitasi alam, menurunkan toksisitas limbah racun dan meningkatkan kesehatan tanaman.
Beyonic yang merupakan singkatan dari beyond bio-organic, adalah teknologi yang menjadikan pupuk organic menjadi pupuk penyubur tanaman sekaligus menjadi pupuk yang dimanfaatkan untuk memulihkan lahan bekas penggalian tambang.
Teknik yang dipakai dalam teknologi ini adalah dengan memperbanyak mikroba local sehingga bisa diimbuhkan pada pupuk organik. Jenisnya seperti mikroba pelarut fosfat untuk membantu kelarutan posta organic dan fosfat yang tidak mudah larut dan mikroba penambat nitrogen yaitu mikroba yang mampu menambat nitrogen bebas.
Disamping itu, diberikan pula mikroba penghasil hormon pertumbuhan dan metabolit sekunder yang dapat menghambat pertumbuhan penyakit tanaman. Ditambahkan pula mikroba pemicu produksi unsur besi serta mikroba yang mampu melakukan biotransformasi logam berat sehingga menurunkan racun pada lahan. Teknologi yang digunakan untuk memperbanyak mikroba tersebut adal;ah fermentor dan teknologi inokulasi mikroba.
Mikroba local adalah mikroba yang telah diketahui validitas jenisnya dan disimpan dalam kultur koleksi diantaranya adalah Azotobacter, Rhizobium, Mikroriza, dan mikroba tanah yang menghasilkan senyawa metabolit sekunder untuk kesehatan tanaman, seperti Bacillus. Penggunaan teknologi beyonic ini diharapkan dapat membantu petani meminimalisasi penggunaan kimia sehingga kualitas lahan terjaga yang berujung pada peningkatan kualitas produksi.
(SHISOKO)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar