S
|
elama ini upaya peningkatan
kapasitas produksi pertanian masih mengandalkan pupuk sintesis dan pestisida
utama sebagai komponen utama. Penggunaan pupuk tersebut bukan tanpa masalah.
Tengok saja, penggunaan yang berlebihan dapat berpotensi merusak ekosistem dan
merusak kualitas tanah.
Imbasnya adalah kemerosotan
kapasitas produksi pertanian yang berdampak luas bagi ketahanan pangan
nasional. Penelitian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
memperlihatkan bahwa penggunaan senyawa kimia (terutama pestisida) secara
berlebihan mengakibatkan kepunahan beberapa serangga penyerbuk tanaman sehingga
produksi tidak optimal.
Sebagai solusi permasalahan
tersebut, LIPI mengembangkan teknologi beyonic, yaitu perkembangan teknologi
berbasis mikroba local pada pupuk organik. Teknologi tersebut meminalisasi
pemakaian senawa kimia sintesis sehingga kualitas lahan tetap terjaga.
Mikroba Lokal
Teknologi beyonic bertumpu pada
karakter mikroba (lokal) koleksi LIPI. Mikroba local tersebut diramu dalam
bentuk konsorsium sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Mikroba local
tersebut disebut mikroba indigenous merupakan mikroba yang sudah hidup ratusan
tahun dalam ekosistem Indonesia, yang beradaptasi baik dengan ekosistemnya.
Lebih lanjut, beyonic merupakan
teknologi berbasis pemanfaatan mikroorganisme guna meningkatkan produksi
pertanian, memulihkan ekosistem akibat eksploitasi alam, menurunkan toksisitas
limbah racun dan meningkatkan kesehatan tanaman.
Beyonic yang merupakan singkatan
dari beyond bio-organic, adalah
teknologi yang menjadikan pupuk organic menjadi pupuk penyubur tanaman sekaligus
menjadi pupuk yang dimanfaatkan untuk memulihkan lahan bekas penggalian
tambang.
Teknik yang dipakai dalam
teknologi ini adalah dengan memperbanyak mikroba local sehingga bisa diimbuhkan
pada pupuk organik. Jenisnya seperti mikroba pelarut fosfat untuk membantu
kelarutan posta organic dan fosfat yang tidak mudah larut dan mikroba penambat
nitrogen yaitu mikroba yang mampu menambat nitrogen bebas.
Disamping itu, diberikan pula
mikroba penghasil hormon pertumbuhan dan metabolit sekunder yang dapat menghambat
pertumbuhan penyakit tanaman. Ditambahkan pula mikroba pemicu produksi unsur
besi serta mikroba yang mampu melakukan biotransformasi logam berat sehingga
menurunkan racun pada lahan. Teknologi yang digunakan untuk memperbanyak
mikroba tersebut adal;ah fermentor dan teknologi inokulasi mikroba.
Mikroba local adalah mikroba yang
telah diketahui validitas jenisnya dan disimpan dalam kultur koleksi
diantaranya adalah Azotobacter, Rhizobium, Mikroriza, dan mikroba tanah yang
menghasilkan senyawa metabolit sekunder untuk kesehatan tanaman, seperti
Bacillus. Penggunaan teknologi beyonic ini diharapkan dapat membantu petani
meminimalisasi penggunaan kimia sehingga kualitas lahan terjaga yang berujung
pada peningkatan kualitas produksi.
(SHISOKO)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar